Skip to content

Selvi, Selamat dari Gempa Belum Selamat Masa Depannya

HARIKA – Beberapa menit saja pasca gempa terjadi di Senin siang itu, Selvi (15) mungkin sudah merasa takkan lagi bisa menjalani hidup bersama neneknya. Demi melihat atap rumah neneknya runtuh, bayangan buruk melintas. Dia merasa akan kehilangan orang yang paling disayanginya untuk selamanya. “Satu jam Nini ada di bawah ambrukan atap dan tembok rumah. Selpi panik. Tetangga semuanya lagi panik juga. Waktu itu Selpi minta tolong tetangga yang bisa bantu Selpi keluarin Nini dari ambrukan, ”tutur Selvi memutar lagi memori horor yang sebenarnya tak ingin diingatnya lagi.

Gadis kecil ini salah satu potret pilu anak-anak di negeri ini. Sejak usia dini dia harus menerima ketiadaan kasih sayang kedua orangtuanya, sekaligus kehilangan kesempatan meraih pendidikan lanjut. Jika potret-potret lain tersaji di kawasan pelosok, potret Selvi seperti ironi yang menyembul. Terjadi di sebuah kabupaten yang tak jauh dari Ibukota negara, bahkan Kota provinsi yang cukup maju.

Di usia 2 tahun dia harus merekam kenyataan kedua orangtuanya berpisah. Tapi sejak itu pun Selvi tak punya kesempatan menerima belaian kasih sayang ibunya. Sang Ibu harus bekerja ke Kota Bandung mengadu nasib untuk membiaya hidup Selvi dan neneknya. Selvi dalam asuhan neneknya sejak itu. Ayahnya? Menghilang seperti ditelan bumi. Tanpa kabar dan kemunculan sekalipun ke menengok Selvi. Belum selesai sampai situ, di usia 7 tahun bertepatan Selvi masuk sekolah dasar ibunya bertakdir menghadap ke haribaan Ilahi Rabbi setelah berjuang dari sakit liver.

Sejak itulah episode penuh cobaan dan kesabaran dimulai. Neneknya (Nini) lah yang mengasuh, menjaga dan mendidik Selvi kecil hingga saat ini. Kehidupan dan kebutuhan sehari-hari nenek dan cucu ini ditopang oleh Bibi (anak Nini) dan Pamannya. Termasuk juga biaya sekolah Selvi sampai jenjang sekolah dasar. Ya Selvi hanya bisa bersekolah sampai jenjang SD. Sang Bibi tak lagi sanggup membiayai sekolahnya karena ia juga ditinggal wafat suaminya (Paman) di tahun 2018. Seorang diri Bibi pontang-panting mencari sumber pendapatan hanya untuk mengongkosi kehidupan mereka bertiga. Selvi pun putus sekolah sejak itu.

Selvi lirih mengungkapkan dirinya tak tahu lagi bagaimana kehidupan diri, Nini dan Bibinya setelahgempa. Rumah sudah tak bisa dihuni. Untuk kehidupan sehari-hari usai gempa pun sulit. “Tapi Selvi tetep mau sekolah lagi biar Selpi bisa banggain Nini. Kalo Selpi sekolah dan nanti sukses, Selpi bisa bantu sodara Selpi. Kalo Selpi ‘gak sekolah nanti dan Nini ‘gak ada, Selpi sama siapa Kak…??” tutur Selvi setengah berbisik, di dalam tenda darurat yang dihuni bersama NIni dan Bibinya.

Editor: Oby & Nur JN

Baca Juga : Patungan Pipa untuk Masyarakat terdampak Gempa