JAKARTA, Harika – Labbaikallaahumma labbaik. Seruan ini seperti selalu memanggil-manggil warga Turki untuk selalu mendekat kepada Allah. Mencintai Allah, maka mencintai juga ciptaan-Nya. Momen berkurban seolah menjadi ritual tahunan istimewa bagi bangsa besar yang pernah memimpin dunia ini, untuk mengingat saudara-saudaranya di luar tanah airnya.
Sejak bertahun-tahun lampau, mereka selalu menyapa Saudaranya dengan cara berkurban ke berbagai negara belahan dunia. Indonesia adalah salah satunya, dari sekian banyak negara. Lewat Yayasan Keagamaan Turki (Turkiye Diyanet Vakfi/TDV) amanah kuasa berkurban warga Turki itu ditunaikan langsung bekerjasama dengan lembaga-lembaga kemanusiaan terpilih di Indonesia.
“Dari tahun ke tahun Kami ingin menjalankan amanah itu dengan sangat serius. Harus selalu lebih baik dari tahun sebelumnya, tidak boleh ada kemunduran. Salah satu keseriusan itu, tahun ini kami berangkatkan Relawan yang lebih banyak langsung dari Turki dan warga Turki domisili Belgia,” ujar Enes Topal, Team Leader TDV Kurbani Endonezya 2024. Memberangkatkan para Pemegang Kuasa Kurban lebih banyak, itu karena amanah hewan kurbannya juga melampaui jumlah tahun-tahun berlalu. Enes akan memimpin 13 relawannya sejak tanggal 15 Juni hingga 19 Juni, InshaAllah.
Lebih seribuan sapi siap menyapa dan menyemarakkan perayaan Hari Raya Kurban warga pelosok nusantara. Mulai dari Aceh, Bima, Sumbawa Besar, Labuan Bajo, Maluku Tengah, Buru, Gorontalo, TDV akan membagikan langsung daging-daging kurban dari Turki itu kembali bersama Harika Foundation dan tiga lembaga kemanusiaan nasional lainnya.
Tak cuma jumlah orang dan hewan kurban yang lebih banyak, tahun ini diantara relawan yang ada mereka juga memberangkatkan relawan khusus untuk membuat video dokumenter, menyusun pemberitaan (bekerjasama dengan Anadolu Agency), fotografer termasuk Aktor.
“Utsmani Turki punya relasi historis yang panjang dan bertahan kuat sejak berabad-abad lalu dengan Indonesia, melalu Kesultanan Aceh. Kami juga tahu Indonesia punya wilayah-wilayah yang sangat khas, kuat memegang teguh nilai-nilai Islamnya dan alam yang eksotis. Kami ingin merekam itu semua, tidak hanya di Aceh saja,” ungkap Enes lagi, saat pertemuan teknis bersama mitra di Jakarta, Rabu malam (12/6).
Aceh, sambung Enes, memang selalu jadi wilayah langganan atau bisa disebut sebagai lokasi utama kurban Turki setiap tahun.
Mereka akan merekam dan mendokumentasikan itu semua, tak hanya ekspresi kebahagiaan saudaranya di Indonesia menerima daging kurban, tapi kemudian juga membagikannya wabilkhusus kepada para shohibul qurban di Turki dan publik Turki pada umumnya.
Kisah berbagi di momen khusus ini seperti berimbalbalik. Dari Turki ada berbagi kecintaan, kebalikannya dari Indonesia ada ekspresi bahagia yang juga tersampaikan. Dengan begitu jalinan hati sepanjang ribuan kilometer itu menjadi terasa lebih dekat. Ini terasa sangat pas dengan tema kurban mereka “Share and Get Closer with Your Brother”.
Elhamdulillah. Çok teşekkür ederim Türkiyem. (Bams)